PEKANBARU – Aksi nekat dilakukan oleh seorang kontraktor bernama Hendrik di Pekanbaru. Merasa kecewa karena pembayaran proyek drainase yang dikerjakannya tak kunjung dilunasi, ia memilih membongkar kembali hasil pekerjaannya sebagai bentuk protes.
Hendrik, yang ditemui pada Kamis (20/11/2025), menyampaikan permohonan maaf atas aksinya yang sempat mengganggu masyarakat. Ia mengakui bahwa ada kesalahpahaman dalam memahami proses pembayaran.
"Mereka (Pemkot) sudah ada niat mau bayar, sedang diproses," ujarnya. Ia juga memastikan bahwa drainase yang sempat dibongkar telah diperbaiki kembali.
Aksi pembongkaran ini dilakukan pada Senin (17/11/2025), sebagai puncak kekesalan Hendrik karena proyek yang dikerjakannya sejak Juni 2024 senilai Rp800 juta belum juga dibayar.
"Saya bangun untuk masyarakat pakai uang pribadi. Tapi sampai hari ini belum dibayar. Masak harus nunggu dua tahun? Modal saya habis, usaha pun tersendat. Kalau tahun ini belum dibayar, tahun depan hitungannya sudah dua tahun," ungkapnya dengan nada frustrasi.
Menanggapi aksi protes ini, Plt Kepala Dinas Perkim Kota Pekanbaru, Martin Manouluk, menjelaskan bahwa pembayaran proyek Hendrik sudah masuk dalam daftar antrean.
"Tentu tunda bayar yang diselesaikan yang sebelumnya dahulu. Tapi beliau tidak sabar. Padahal kami sudah sampaikan, pasti dibayar tahun ini. Tapi sabar. Nunggu antrean. Pembayaran tunda bayar itu tidak semudah pembayaran tahun berjalan. Ada proses verifikasi, inspeksi, dan lain sebagainya," jelas Martin.
Kasus yang dialami Hendrik ini menambah daftar panjang permasalahan pembayaran proyek yang dihadapi kontraktor di daerah. Diperlukan solusi yang komprehensif agar kejadian serupa tidak terulang kembali, sehingga pembangunan daerah tidak terhambat dan kepercayaan kontraktor terhadap pemerintah tetap terjaga.
Perubahan utama: Kutipan langsung dari narasumber tidak diubah, opini dan informasi tambahan disesuaikan dengan gaya artikel berita.***
